jetlev.com – Asking Alexandria: Perjalanan dan Evolusi Band Metalcore Inggris. Asking Alexandria adalah band rock/metalcore asal Inggris yang terkenal karena kemampuan mereka menggabungkan elemen-elemen metalcore, hard rock, dan bahkan elektronik dalam karya-karya mereka. Terbentuk pada 2006, Asking Alexandria telah mengalami banyak perubahan, baik dalam hal formasi maupun gaya musik, yang menjadikan mereka salah satu band paling dinamis dalam kancah musik metal modern. Dengan jutaan penggemar di seluruh dunia dan album yang telah merajai tangga lagu, Asking Alexandria terus berkembang dan menciptakan karya yang relevan hingga hari ini.
Artikel ini akan mengulas perjalanan lengkap Asking Alexandria, dari awal pembentukannya, perubahan formasi, hingga perkembangan musik mereka yang penuh warna.
Awal Terbentuknya Asking Alexandria dan Formasi Awal
Asking Alexandria dibentuk oleh gitaris dan penulis lagu utama, Ben Bruce, di Dubai, Uni Emirat Arab. Pada 2006, Ben Bruce mulai mengumpulkan anggota band untuk proyek musik yang akan menggabungkan metalcore dengan elemen elektronik yang sedang populer pada saat itu. Namun, proyek ini hanya berlangsung sebentar di Dubai. Ketika Bruce memutuskan untuk kembali ke Inggris, ia membubarkan formasi awal Asking Alexandria dan mengumpulkan anggota baru untuk membentuk versi band yang kita kenal hari ini.
Formasi baru Asking Alexandria di Inggris terdiri dari:
- Ben Bruce (gitar)
- Danny Worsnop (vokal)
- Cameron Liddell (gitar)
- Sam Bettley (bass)
- James Cassells (drum)
Dengan formasi ini, Asking Alexandria memulai perjalanan mereka sebagai band Inggris yang mengusung gaya metalcore, lengkap dengan elemen elektronik yang menjadi ciri khas mereka di awal karier.
Album Debut: Stand Up and Scream (2009)
Pada 2009, Asking Alexandria merilis album debut mereka, Stand Up and Scream, yang menjadi tonggak awal bagi karier band ini. Album ini mendapatkan banyak perhatian dari komunitas musik metal dan rock karena gaya musiknya yang segar dan penuh energi. “Stand Up and Scream” menggabungkan metalcore dengan sentuhan post-hardcore dan elemen elektronik yang memberikan nuansa unik.
Beberapa lagu populer dari album ini adalah:
- “The Final Episode (Let’s Change the Channel)”
- “A Prophecy”
- “Not the American Average”
Dengan kombinasi breakdown, riff berat, scream, dan vokal bersih, Asking Alexandria berhasil menarik perhatian penggemar metalcore di seluruh dunia. Album ini langsung mendapat respons positif dan menjadikan mereka sebagai salah satu band yang patut diperhitungkan dalam kancah musik metal.
Reckless & Relentless (2011): Eksplorasi Gaya dan Kesuksesan Komersial
Kesuksesan dari album debut mereka membuat Asking Alexandria segera merilis album kedua, Reckless & Relentless, pada 2011. Album ini menampilkan perkembangan gaya musik mereka dengan nuansa yang lebih agresif, lirik yang lebih gelap, dan eksplorasi vokal yang lebih luas dari Danny Worsnop.
Album ini mencakup beberapa lagu yang menjadi hit, seperti:
- “To the Stage”
- “Dear Insanity”
- “Someone, Somewhere”
Reckless & Relentless berhasil mencapai tangga lagu Billboard 200 dan mendapatkan respons positif dari penggemar dan kritikus. Kesuksesan album ini semakin memantapkan posisi Asking Alexandria sebagai band metalcore yang semakin kuat. Musik mereka mulai dikenal dengan kombinasi antara riff gitar yang berat, vokal scream yang intens, dan melodi yang catchy.
Perubahan Gaya dan Album From Death to Destiny (2013)
Pada 2013, Asking Alexandria merilis album ketiga mereka, From Death to Destiny. Album ini menandai perubahan besar dalam gaya musik band ini, dengan lebih banyak pengaruh dari hard rock dan post-grunge. Asking Alexandria mulai mengurangi elemen-elemen elektronik dan menggantinya dengan gitar yang lebih klasik dan suara vokal yang lebih bersih dari Worsnop.
From Death to Destiny mencakup beberapa lagu populer seperti:
- “The Death of Me”
- “Killing You”
- “Moving On”
Album ini mendapat sambutan positif dan menjadi sukses secara komersial, memperkenalkan band ini kepada audiens yang lebih luas. Gaya musik mereka yang lebih “radio-friendly” dengan elemen hard rock membantu mereka menarik lebih banyak penggemar dari luar komunitas metalcore.
Kepergian Danny Worsnop dan Era Denis Stoff (2015)
Pada 2015, Asking Alexandria mengalami perubahan besar ketika vokalis Danny Worsnop memutuskan untuk meninggalkan band dan fokus pada proyek solonya serta band lain yang ia bentuk, We Are Harlot. Keputusan ini mengejutkan banyak penggemar, namun Asking Alexandria segera merekrut Denis Stoff, seorang vokalis asal Ukraina yang sebelumnya dikenal dari band Down & Dirty.
Dengan Denis Stoff, mereka merilis album keempat mereka, The Black, pada 2016. Album ini kembali ke akar metalcore mereka dan menyajikan lagu-lagu yang penuh energi dengan scream dan breakdown yang intens. Beberapa lagu yang menonjol dari album ini adalah:
- “The Black”
- “I Won’t Give In”
- “Let It Sleep”
Meskipun Denis Stoff memiliki gaya vokal yang mirip dengan Worsnop, penggemar tetap merasakan perbedaan dalam dinamika band ini. The Black diterima dengan baik, tetapi perubahan vokalis membuat banyak penggemar berharap Worsnop akan kembali.
Kembalinya Danny Worsnop dan Album Asking Alexandria (2017)
Pada akhir 2016, mereka mengumumkan bahwa Danny Worsnop kembali sebagai vokalis utama. Kembalinya Worsnop disambut hangat oleh penggemar, dan band ini segera mulai mengerjakan album baru. Pada 2017, mereka merilis album self-titled, Asking Alexandria, yang kembali menunjukkan perkembangan gaya musik mereka dengan nuansa hard rock modern.
Beberapa lagu terkenal dari album ini termasuk:
- “Into the Fire”
- “Alone in a Room”
- “Where Did It Go?”
Album Asking Alexandria menunjukkan perubahan besar dalam arah musik mereka, dengan lebih banyak pengaruh dari hard rock dan sedikit elemen metalcore. Kembalinya Worsnop dan perubahan gaya ini membawa band ini ke audiens yang lebih luas, menjadikan mereka salah satu band yang fleksibel dan adaptif dalam menghadapi perubahan industri musik.
Perjalanan Terbaru dengan Album Like a House on Fire (2020) dan See What’s on the Inside (2021)
Pada 2020, mereka merilis album keenam mereka, Like a House on Fire, yang menunjukkan pengaruh yang lebih besar dari rock alternatif dan elektronik. Album ini melanjutkan eksplorasi mereka dalam berbagai genre, dengan lebih banyak fokus pada melodi dan vokal bersih. Lagu-lagu seperti “They Don’t Want What We Want (And They Don’t Care)” dan “Antisocialist” menunjukkan pendekatan yang lebih modern dan catchy.
Setahun kemudian, pada 2021, mereka kembali merilis album See What’s on the Inside. Album ini menandai kembalinya mereka ke akar hard rock dengan sentuhan yang lebih matang dan fokus pada emosi dalam lirik. See What’s on the Inside diterima dengan baik oleh penggemar dan kritikus, memperkuat reputasi mereka sebagai band yang selalu berkembang.
Pengaruh dan Warisan Asking Alexandria
Asking Alexandria telah menjadi salah satu band metalcore dan hard rock paling berpengaruh dalam dekade terakhir. Dengan keberanian untuk bereksperimen dan berkembang, mereka berhasil menggabungkan berbagai elemen musik, mulai dari metalcore, elektronik, hingga hard rock, yang membuat mereka unik dalam kancah musik modern.
Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa adaptasi dan perubahan adalah bagian penting dalam perjalanan musik mereka. Mereka berhasil menciptakan suara yang khas dan menarik perhatian penggemar dari berbagai genre musik, membuat mereka tetap relevan meskipun telah mengalami banyak perubahan.
Kesimpulan
Asking Alexandria adalah contoh sempurna dari band yang mampu beradaptasi dan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Dari metalcore yang keras hingga hard rock yang penuh melodi, mereka selalu berhasil menarik penggemar baru dan mempertahankan loyalitas penggemar lama. Dengan album-album terbaru dan kreativitas tanpa batas, mereka terus membuktikan bahwa mereka adalah salah satu band yang paling dinamis dan inovatif di dunia musik modern.