jetlev.com – Deftones & Perjalanan Kariernya: 5 Momen Ikonik dalam Musik. Deftones adalah band yang sejak awal kariernya telah meninggalkan jejak yang mendalam di dunia musik. Dengan gaya unik yang menggabungkan nu metal, shoegaze, dan elemen-elemen eksperimental lainnya, mereka tidak hanya memenangkan hati penggemar, tetapi juga membentuk lanskap musik alternatif. Band asal Sacramento ini telah menjalani perjalanan panjang, penuh dengan momen ikonik yang membentuk karir mereka. Ingin tahu lebih banyak tentang perjalanan Deftones.
Awal Mula Deftones: Menjadi Pionir di Dunia Nu Metal
Deftones pertama kali muncul di awal tahun 1990-an, saat genre nu metal mulai berkembang. Dengan album debut Adrenaline yang dirilis pada tahun 1995, mereka langsung mencuri perhatian dunia musik. Album ini, yang menggabungkan distorsi gitar berat dengan melodi yang lebih lembut, menawarkan sesuatu yang baru di dunia musik rock yang penuh dengan kemarahan dan agresivitas.
Namun, Deftones tidak hanya mengikuti tren, mereka malah menciptakan arah baru. Melodi yang kontemplatif berpadu dengan riff keras dan vokal Chino Moreno yang penuh emosi menjadikan mereka berbeda dari band nu metal lainnya yang lebih fokus pada kekuatan dan agresi. Momen inilah yang menjadi tonggak awal karier mereka, menandai Deftones sebagai band yang siap keluar dari genre bayang-bayang mereka sendiri dan menampilkan sesuatu yang lebih kompleks.
White Pony dan Perubahan Arah Musik yang Mengejutkan
Pada tahun 2000, Deftones merilis album White Pony , yang akan menjadi titik balik dalam perjalanan musikal mereka. Dengan album ini, mereka mulai mengeksplorasi lebih dalam unsur-unsur musik yang lebih eksperimental, melampaui batasan-batasan genre nu metal yang mereka kenal. White Pony tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga mendapat pengakuan kritis yang luas.
Album ini memiliki lebih banyak nuansa atmosferik dan melodius, dengan lagu seperti “Change (In the House of Flies)” yang menggambarkan transformasi band ini menjadi lebih introspektif dan penuh perasaan. Deftones mulai menggabungkan elemen-elemen shoegaze dan post-hardcore dalam musik mereka, memberikan pengalaman mendalam yang tak hanya mengandalkan kekerasan gitar. Ini adalah momen penting yang menunjukkan bahwa Deftones tidak hanya sekedar mengikuti alur, mereka memimpin.
Kolaborasi dengan ††† (Crosses): Proyek Sampingan yang Menarik
Tak hanya dikenal sebagai pentolan Deftones, Chino Moreno juga terlibat dalam berbagai proyek sampingan yang semakin memperkaya karir musiknya. Salah satu kolaborasi yang paling menarik adalah dengan ††† (Crosses), band sampingan yang dibentuk bersama bassist Deftones, Chi Cheng, dan teman lama mereka, Shaun Lopez.
††† memperkenalkan sisi lain dari Chino yang lebih lembut dan eksperimental. Berbeda dengan suara keras dan penuh emosi dari Deftones, Crosses lebih mengarah pada atmosfer elektronik dan dark wave. Proyek ini menunjukkan betapa fleksibelnya Chino dalam berkreasi dan menjelajahi berbagai genre musik. Meskipun ini adalah proyek sampingan, namun mendapat banyak perhatian dan kesuksesan di kalangan penggemar, menambah lapisan lain dalam perjalanan musiknya.
Kehilangan Chi Cheng: Momen Emosional yang Mengubah Segalanya
Tidak ada yang bisa mempersiapkan band ini atas kehilangan bassist mereka, Chi Cheng, yang meninggal pada tahun 2013 setelah kecelakaan mobil pada tahun 2008. Kepergian Chi Cheng meninggalkan lubang besar dalam hati para anggota band dan penggemar setia mereka. Namun, dari kesedihan ini lahirlah salah satu album paling emosional mereka, Diamond Eyes (2010).
Diamond Eyes adalah penghormatan untuk Chi Cheng, dan meskipun band ini sempat menghadapi kehilangan besar, mereka berhasil bangkit dengan kekuatan baru. Album ini penuh dengan kekuatan dan kerentanan yang mencerminkan perasaan para anggota band setelah tragedi tersebut. Lagu-lagu seperti “Diamond Eyes” dan “Rocket Skates” menunjukkan bahwa meskipun mereka sedih, band ini tetap mampu menciptakan musik yang penuh energi dan emosi yang mendalam.

Koi No Yokan dan Keberlanjutan Kejayaan Deftones
Pada tahun 2012, Deftones merilis album Koi No Yokan , yang semakin mengokohkan reputasi mereka sebagai salah satu band paling inovatif di dunia rock alternatif. Dengan album ini, mereka tidak hanya melanjutkan tradisi mereka untuk mengeksplorasi berbagai nuansa musik, tetapi juga menunjukkan kematangan dalam penulisan lagu.
Koi No Yokan melanjutkan jejak Diamond Eyes dengan perpaduan riff berat dan melodi yang lebih halus, namun dengan lebih banyak elemen atmosferik yang memukau. Album ini menyuguhkan lagu-lagu yang penuh dengan dinamika dan kedalaman emosional, seperti “Swerve City” dan “Tempest”, yang menggambarkan bagaimana band ini terus berkembang dengan pendekatan yang lebih introspektif namun tetap mempertahankan kekuatan mereka.
Kesimpulan
Perjalanan karier Deftones adalah perjalanan yang penuh dengan transformasi, inovasi, dan emosi yang mendalam. Dari Adrenaline yang penuh dengan energi mentah hingga Koi No Yokan yang lebih atmosferik, band ini terus berevolusi dan menjaga eksistensinya di dunia musik alternatif. Momen-momen ikonik seperti kesuksesan White Pony , kolaborasi dengan †††, dan album emosional setelah kehilangan Chi Cheng menunjukkan bahwa Deftones bukan hanya sekadar band, mereka adalah legenda yang tak pernah berhenti berinovasi.
